JAKARTA - Malang betul nasib Edi dan Murtanti. Pasangan suami istri itu kehilangan bayinya yang baru dilahirkan di Puskesmas Kembangan, Jakarta Barat. Tak hanya itu, mereka pun tengah memutar otak untuk mencari bantuan untuk membayar biaya persalinan.
"Saya belum tahu. Untuk biaya hidup sehari-hari saja pas-pasan," ungkap Murtanti yang hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga kepada waratawan di Puskesmas Kembangan, Selasa (12/1/2010).
Menurut pengakuan Muratani, suaminya hanyalah pekerja outsourcing di PT PLN. Karena itu, meski tergolong tidak mahal, Edi kesulitan membayar biaya persalinan istrinya sebesar Rp300 ribu.
"Kami pilih di sini karena murah," imbuhnya.
Murtanti yang hingga kini memilih bertahan di Puskesmas Kembangan sangat berharap bantuan dari semua pihak untuk menemukan kembali anaknya. Dia berharap ada kebijaksanaan dari Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih.
"Saya ini orang kecil, tidak mengerti hukum," pungkasnya.
Diketahui, bayi laki-laki pasangan Edy Murtanti diculik oleh orang yang menyamar sebagai suster di Puskesmas Kembangan, sekira pukul 19.30 WIB, Jumat pekan lalu.
Suster gadungan itu sempat berpura-pura menanyakan jenis kelamin sang bayi, kemudian meminta agar bayi dengan berat 4,8 kg dan panjang 12 cm itu dibawa untuk diberi imunisasi dan tes darah.
Si "suster" yang tidak mengenakan seragam tersebut menutup tirai ranjang Murtanti dengan alasan untuk kenyamanan. Beberapa jam kemudian, Murtanti sadar bahwa anaknya telah menjadi korban penculikan.
Hingga saat ini pelaku, yang memiliki ciri-ciri tinggi 155 cm, kulit hitam, agak gemuk, usia sekitar 30 tahun, dan hidungnya lebar, belum dapat ditemukan. Polsek Kembangan mengaku kesulitan untuk menemukan pelaku.
Polisi mengaku sulit melakukan penangkapan karena identitas pelaku kabur dan minimnya barang bukti. Belum lagi kondisi puskesmas yang tidak dilengkapi peralatan keamanan yang memadai seperti CCTV.
0 comments:
Posting Komentar