TOKYO--Maskapai nasional Jepang, Japan Air Lines, resmi gulung tikar karena tumpukkan utang yang belum terbayar. Sumber dari kantor berita Reuters menyatakan, JAL akan memasukkan dokumen perlindungan kebangkrutan pekan depan.
Utang JAL tersebar di mana-mana. Pada perbankan, mereka berutang 350 miliar dolar AS. Secara total, JAL menumpuk utang 1,5 triliun Yen (September 2009).
Kebangkrutan ini juga mencetak rekor pascakrisis keuangan 2008. JAL menjadi perusahaan keenam terbesar yang bangkrut di Jepang.
Masalahnya tidak hanya di maskapai itu saja. Pengamat memprediksi ribuan pemasok UMKM ke JAL juga akan terseret. JAL menjalin hubungan usaha dengan tiga ribu perusahaan lokal. Sebesar 1.500 diantaranya adalah UMKM.
''UMKM akan terkena dampak JAL karena mereka sangat bergantung pada maskapai itu,'' kata analis dari Tokyo Shoko Research, Kazufumi Masuda, Kamis (14/1). Ketergantungan UMKM ini cukup besar. Tokyo Shoho meriset, sekitar satu miliar Yen omset UMKM itu ke JAL.
Situasi ini memaksa UMKM menutup lini bisnisnya atau mengurangi produksinya karena penurunan penjualan. Bagaimana soal kredit macet utang JAL ke UMKM? Tidak masalah, karena sebagian utang JAL ditangani langsung oleh pemerintah.
The Enterprise Turnaround Initiative Corp of Japan, BUMN yang mengurus soal kepailitan, menegaskan JAL sanggup membayar utang-utang BBM dan bisnis lainnya.
Pemerintah Jepang sudah berkali-kali menalangi bisnis JAL. Dalam catatan Reuters, JAL sempat 'goyang' pascaserangan di World Trade Centre 2001. Begitu juga pada 2003 ketika virus SARS menyerang Asia. Terakhir tahun lalu ketika dampak krisis keuangan.
JAL bukan satu-satunya maskapai yang gulung tikar. Ada tiga maskapai di Amerika Serikat yang sudah mengkandangkan armada burung besinya. Mereka adalah Delta Air Lines, United Airlines, dan US Airways. Tapi mereka bisa beroperasi kembali setelah dibantu pemerintah.
0 comments:
Posting Komentar